Paragliding Pantai Pandawa: Menikmati Keindahan Dari Udara

Karena letaknya yang berada di kaki tebing, kita bisa menikmati keindahan Pantai Pandawa dari ketinggian. Karena meskipun tebing karang telah diiris untuk membangun jalan langsung menuju tepi pantai, kita masih bisa melihat kebawah dari ketinggian bibir tebing. Indahnya memang luar biasa. Hampir semua wisatawan yang berkunjung ke Pantai Pandawa menyempatkan untuk berhenti di bibir tebing sebelum melanjutkan perjalanan turun menuju pantai, sekedar untuk sejenak menikmati keindahan panorama dan pastinya foto-foto.

Tapi ada cara lain yang lebih seru untuk menikmati keindahan Pantai Pandawa dari ketinggian. Bukan hanya Pantai Pandawa saja tapi juga pantai-pantai lain yang berdekatan seperti Pantai Gunung Payung. Caranya adalah dengan mengikuti aktivitas wisata paragliding dimana kita melayang di udara dengan menggunakan parasut. Karena kita sendiri yang melayang di udara, kita tidak menitip mata seperti fotografi dengan menggunakan drone, pesawat mini yang dikendalikan dari jarak jauh. Kita melihat panorama dari ketinggian dengan mata kepala kita sendiri. Pasti seru kan?

Untuk mengikuti permainan ini sederhananya kita meloncat dari puncak tebing dengan menggunakan parasut kemudian melayang perlahan untuk mendarat di pantai yang berada di kaki tebing. Tergantung kondisi cuaca saat itu, khususnya angin, kita bisa melayang cukup lama. Bahkan sebelum turun ke bawah, angin bisa membawa kita melayang lebih tinggi dari bibir tebing tempat kita meloncat sebelum akhirnya perlahan melayang turun. Tentunya soal parasut, menyiapkan, bahkan melipatnya kembali setelah kita mendarat nanti merupakan urusan operator, kita tinggal menikmati sensasinya saja.

Bermain Paragliding di Pantai Pandawa

Untuk mengikuti permainan ini kita harus mendaftar dan membayar kepada operator yang menyediakan semua peralatan termasuk instruktur. Bahkan kalau kita mendaftar secara online, kita juga bisa meminta untuk disiapkan fasilitas antar-jemput dari dan ke hotel tempat kita menginap atau tempat-tempat lain yang kita tentukan, pastinya di Bali ya, jangan minta dijemput dari Jakarta. Kalau kita sudah ada di Pantai Pandawa, kita bisa mendaftar di kios-kios sepanjang pantai. Apapun yang mereka jual - entah makanan, minuman, atau cindera mata - biasanya mereka juga merangkap sebagai agen dari produk-produk wisata Bali, seperti aktivitas, transportasi, dan sebagainya. 

Tidak perlu khawatir kalaupun kita melakukan pemesanan di warung-warung kecil, karena mereka hanya berfungsi sebagai agen, operatornya sendiri biasanya tetap perusahaan yang menerapkan standar keselamatan kelas dunia. Tidak perlu juga berusaha tawar-menawar, karena harganya relatif sama untuk semua, bahkan kalaupun kita mendaftar langsung kepada operatornya. Kios-kios itu biasanya hanya mendapat komisi saja. Jadi kalau mereka menawarkan harga sejuta untuk sekali terbang tandem, bayar saja. Kalau membayar kepada tukang warung, dengan harga yang sama anda memberikan seratus atau dua ratus ribu rupiah dalam bentuk komisi pada si tukang warung.

Tetapi untuk mereka yang belum pernah mengikuti aktivitas ini, kita harus bermain secara tandem, artinya kita "disopirin" seorang instruktur yang berpengalaman. Instruktur inilah yang akan mengemudikan parasut dari sejak persiapan take off, meloncat, melayang, sampai mendarat. Kita tinggal menikmati sensasinya saja. Kalau ingin bisa terbang sendiri, luangkan waktu lebih banyak karena kita harus mengikuti pelatihan yang cukup lama sampai akhirnya kita mendapatkan sertifikat yang memungkinkan kita untuk terbang sendiri. Biasanya pelatihan ini memakan waktu sampai 10 hari. Harganya juga tidak murah.

Harga Paragliding Pantai Pandawa

Aktivitas yang memerlukan peralatan khusus yang disertifikasi dengan standar keamanan berkelas dunia ini memang tidak murah. Untuk satu kali terbang tandem yang biasanya memungkinkan kita untuk melayang di udara selama sekitar 20 menit kita harus merogoh saku sebesar satu juta rupiah. Biaya akan membengkak jika kita ingin mendapatkan sertifikat untuk bisa terbang sendiri. Untuk mengikuti pelatihan yang memakan waktu antara 9 sampai 10 hari itu kita harus merogoh saku setidakya sepuluh juta rupiah. Tentu saja ditambah biaya untuk menginap dan lain-lain selama 10 hari di Bali.

Tapi nggak rugi sebetulnya membuang waktu dan uang sebanyak itu, karena setelah selesai pelatihan dan mendapatkan sertifikat, kita tidak lagi harus terbang tandem dengan instruktur. Pastinya sensasinya jauh berbeda. Mungkin sama dengan kemana-mana harus dibonceng karena tidak bisa mengemudikan sepeda motor dengan keluyuran mengemudi sendiri setelah kita bisa mengemudi sendiri dan memiliki SIM.